Sinom Bungur
Tangkal bungur
ngarangrangan
daunna perang
gararing
kembangna nungtut
ragragan
marurag katebak angin
tangkal bungur horeng silib
silokana nu rek
ngantun
nya mulang ka
Kalanggengan
papasten GustiYangWidi
poe eta horeng poe panungtungan.
……..
(Sobirin, 1987: 34)
terjemah :
Pohon bungur berguguran
daunnya kering kerontang
bunganya satu-satu berguguran
berjatuhan dihembus angin
pohon bungur, simbol
seloka yang akan meninggal
pulang ke Keabadian
kepastian dari
Tuhan Yang Maha Esa
hari itu hari terakhir
***
Sinom Bungur Surupan Sorog, lagu dan rumpaka oleh Maman.
Teks lagu Sinom Bungur
dipandang dari sudut arti sebagai satu rangkaian informasi,
tentang perjalanan hidup.
Rumpaka ini mengusung lima
baris awal mengungkapkan pohon bungur baik daun maupun bunganya yang
berguguran, sebagai pembuka pada ungkapan yang sesungguhnya tentang ajal manusia,
semua manusia akan mengalami hari terakhir, pulang ke Alam Keabadian.
Sinom
Hawar-hawar ti anggangna
sada anu ngahariring
ngagalindeng atra pisan
nongtoreng lir nu mepeling
sorana tatag
rintih
halimpu lir nu
misaur
basana sing
waspada
hirup kudu
ati-ati
cing toweksa sarengkak saparipolah.
(Sobirin, 1987: 129)
…………
Samar-samar terdengar di kejauhan
bunyi orang bersenandung
merdu sangat jelas
suara orang yang menyampaikan nasihat
suaranya jelas
merdu seperti berkara-kata
katanya, hendaknya waspada
hati-hati menjalani hidup
periksa segala perbuatan diri.
Pupuh Sinom ini, pada teks tidak disebutkan lagunya,
dikelompokkan pada Surupan
Sorog/Salendro. Walaupun tidak disebutkan lagunya, bentuk
pupuh inherent menyandang
tembang (lagu), dengan demikian teks ini sebagai teks
sandingan yang bisa dilagukan oleh sejumlah lagu Tembang Cianjuran dengan
dasar, pupuh Sinom.
Teks ini dipandang dari sudut arti sebagai satu rangkaian
informasi, tentang perjalanan hidup….
salam Budaya Nusantara
Rahayu _/\_
No comments:
Post a Comment