Peraslah jeruk, hasilnya pasti sari jeruk.
Peraslah mangga, pun hasilnya sari mangga. Tak mungkin apa yang kita peras,
hasilnya bukan dari apa yang kita peras. Tak mungkin peras mangga hasilnya sari
selain mangga kan?...............................
Apa yang kita alami di dunia ini, dalam kehidupan kita
sehari-sehari, baik kesedihan, kebahagiaan, gelisah, ketenangan, kemiskinan, kemakmuran, dan beragam dinamika
hidup lainya, adalah berasal dari dalam diri kita, yaitu pikiran yang diikat dengan perasaan. Apapun yang kita hadapi sekarang adalah
hasil dari diri kita sendiri.
Jika yang kita
alami adalah hal-hal yang membuat kesal dan marah, maka tak perlu menyalahkan
diluar dari kita. Ariflah berhikmah.
Hati-hati
dengan pikiran kita. Karena apa yang kita pikirkan sangat mungkin menjadi nyata. Akal akan membangun persepsi, meresap ke hati,
terakumulasi menjadi sistem kepercayaan diri dan alam akan menyesuaikan
kenyataan yang sesuai dengan sistem kepercayaan diri tersebut.
Semua benda
seperti lampu, pesawat, mobil, pencapaian-pencapaian tekhnologi oleh para
ilmuan dan lain-lain adalah hasil dari pemikiran. Semua berawal dari pikiran. Inilah instrumen dasar yang
harus diubah seseorang untuk berubah. Tiada seseorang di dunia ini yang bisa
merubah diri kita, selain diri kita sendiri.
“Semua bunga
esok hari ada dalam benih hari ini. Semua hasil esok hari ada dalam pikiran
hari ini” (Aristoteles). Plato berkata, “Ubah pikiran Anda, niscaya kehidupan
Anda berubah”. Budha pun menyatakan hal senada, “apa yang anda pikirkan hari
ini, akan terjadi esok hari.”
Pikiran sangat
berbahaya. Petinju legendaris Muhammad Ali selalu berkata dalam hati, “Aku
petinju hebat. Apapun yang terjadi, aku tetap petinju hebat”. Dalam wawancara
di televisi dia ditanya, “mengapa Anda selalu berkata demikian?” Dia menjawab,
“Karena kalimat itu memberiku rasa percaya diri, menguatkan keinginanku, dan
membuatku konsentrasi pada target yang ingin aku capai. Jika akhirnya gagal,
aku akan belajar dari kegagalan, kemudian berlatih lebih baik lagi hingga
berhasil.” Lebih lanjut dia berkata, “Pikiran sangat berbahaya. Pikiran bisa
menjadi penyebab kegagalan dan bisa pula menjadi pendukung keberhasilan. Pikiran
adalah sumber percaya diri.”
Mengenai
kesehatan, pikiran punya pengaruh besar. Dalam
energy medicine Dr. Herbert Spencer dari Universitas Harvard mengatakan bahwa jiwa dan tubuh saling melengkapi.
Dia mengatakan bahwa lebih dari 90 % penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa.
Inilah yang disebut dengan Psycho-Somatic Disease. Istilah ini berasal dari
kata psycho yang berarti jiwa, dan somo yang berarti tubuh. Maksudnya, jiwa
(psycho) BERPIKIR memengaruhi tubuh (somo). Beberapa penguatan teori ini
ditambahkan oleh penelitian pada 1986 tentang dialog dengan jiwa oleh Fakultas
Kedokteran di San Fransisco. Menurut hasil penelitian itu, lebih dari 75 %
penyakit tubuh berasal dari dialog dengan jiwa. Itulah yang oleh ahli jiwa
disebut “Sandiwara Internal”. Inilah cara orang menggambarkan kehidupan dalam
benaknya, termasuk PIKIRAN-PIKIRAN dan susunannya dalam mental. Oya, pernah nonton acara Bengkel Hati
bersama Ustadz Danu di salah satu TV Swasta? Banyak yang bisa kita tahu dari
acara itu tentang bahaya pikiran negatif bagi kesehatan. Maka dari itu, ubahlah
pikiran ke arah positif, agar tubuh tetap sehat. Rasulullah bersabda, “janganlah
kalian berpura-pura sakit sehingga benar-benar jatuh sakit.” Hadis ini
menegaskan bahwa pikiran bisa menimbulkan penyakit.
Mengeni
kemakmuran dan kebahagiaan, tentu berlaku efek serupa. Ubahlah
pikiran ke arah kemakmuran dan kebahagiaan, kemudian lihat apa yang terjadi
dalam hidupmu. Tanamkan kecintaan pada kebaikan dan yang utama, dekatkanlah
diri kita pada Allah, Maha pemilik segala kebaikan. Yakinilah dengan
mengingat-Nya, hati senantiasa tenang, kejernihan pikiran tercipta dan prestasi
mudah diraih. Cintai Allah, maka pikiran-pikiran negatif bisa kita jinakan.
Yakin? Hehe…
Selama ini,
kita banyak percaya dengan beragam janji sesama manusia. Kenapa ya, kok kurang yakin dengan janji Sang Maha Pencipta
Segalanya? “Hehe,,, it’s ok deh kalau ga yakin. Toh, setiap pribadi
bertanggungjawab atas ‘buah’ dirinya sendiri. Tak yakin juga terserah deh.
Peace.” Hehe…
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri (Al-Ra’du: 11).
Adalah kita telah diberikan kehendak
oleh Allah untuk bisa mengubah atau memilih pikiran yang
kita sukai. Gunakanlah kehendak itu berlandaskan pengetahuan dan ilmu. “Kemuliaan
manusia terletak pada pikirannya.” (Pascal). Hukum Pantulan dalam teori pikiran
yang dilontarkan DR. Ibrahim Rey Alfiqy, seorang motivator kelas dunia dalam
buku International Best Seller, ‘Terapi Berpikir Positif’ menjelaskan bahwa,
“Dunia luar adalah pantulan dunia dalam.” “Manusia tidak mungkin menghasilkan
pengetahuan tanpa belajar cara berpikir.” (Confucius).
Ali Bin Abi Thalib berkata, “Barang
siapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya dia memperbaiki hubungannya
dengan orang lain. Barang siapa memerhatikan urusan akhiratnya, Allah akan
memerhatikan urusan dunianya. Barang siapa menjadi penasehat bagi dirinya sendiri,
Allah akan menjadi penjaganya.”
Akhirat tak terlihat, maka
perhatikanlah. Pikiran tak terlihat, maka
perhatikanlah. Ariflah memahami.
“Dan (juga) pada diri kalian,
apakah kalian tidak memperhatikan? (al-Dzariyat: 21). ¤AM 15 Juli 2011
pukul 16:42
.....................
.......................
No comments:
Post a Comment