Friday, January 13, 2012

Meditasi Sufi Bag 1


Meditasi Sufi Bag 1
 
BISMILLAH HIR RAHMAN NIR RAHiiM; ALLAHUMMA SALLI ALA SAYYIDINA
MUHAMMADIN NABEE YIL UMMEE WA ALIHI WA BARIK WA SALLIM......

Sasaran dan maksud Muraqabah/Meditasi/Rabita Sharif adalah untuk
memperaragakan kehadiran terus-menerus ke dalam realitas Shaykh.
Semakin seseorang memelihara pelatihan ini, semakin terungkapkan

manfa.atnya dalam kehidupan sehari-harinya sampai pada titik dia
mencapai tataran nihil dalam hadhirat Shaykh. Orang harus tahu betul
bahwa Shaykh adalah jembatan antara (dunia) ilusi dan benar (nyata =
realitas) dan dia berada di dunia ini hanya untuk tujuan itulah. Jadi Shaykh
adalah seutas tali (tambang) khas yang diulurkan kepada siapapun yang
mencari kebebasan (dari ilusi), karena hanya dia yang dapat memberikan
layanan sebagai penghubung (link) antara seseorang yang masih terikat
kepada dunia ini dan Hadhirat Ilahi. Agar menjadi nihil dihadapan dan
keberadaan Shaykh adalah menjadi nihil dalam kenyataan, dalam Hadhirat
Ilahi, karena memang sesungguhnya disitulah dia berada.

Langkah1 
Bayangkan dirimu berada di hadapan Shaykh. Sampaikam salammu. Tutup
matamu. Pandanglah melalui Mata Jantung. Jangan mencari wujud muka,
hanya Auranya saja, ruhaniah.

Sebagai awal murid dapat memulai praktek Muraqabah ini untuk jangka
waktu pendek dari 5 sampai 15 menit, dan secara bertahap

menjalaninya menuju jangka waktu yang lebih panjang, bahkan merentang
sampai berjam-jam sekali sessi. Yang terpenting adalah bahwa seseorang
mempertahankan sebuah praktik yang ta.at azas (consistent) untuk
mendapatkan manfa.at praktid. Adalah berlipat kali lebih baik dan
bijaksana untuk bertahap pada sessi yang pendek secara harian daripada
disiplin dan praktek yang acak. Sebuah upaya kecil yang dilakukan secara
ta.at azas akan menghasilkan kemajuan luar biasa dalam waktu
(keseluruhan) yang singkat.

Mengulang wudhu dan shalat 2 raka..
3x Shahada [ Kalimatu shahada (3 kali): Ashhadu an la ilaha illa-lah, wa
ashhadu anna Muhammadan rasulu-lah]
100-200x Istighfar [Astaghfirul lahal ‘Atheem wa atubu ilayh ]
3x Surah Ikhlas [Qul hu Allah hu Ahad Allah hu Samad Lam yalid wal lam
ulad wa lam lakon la hul kofuone ahad ]
Fatiha (baca fatiha)]
Minimum 200x mencari dukungan dan kehadiran Mawlana Shaykh (Q):
.Madad ya Sayyidi, Madadul-Haq. mengulang Dhikr.


Mata tertutup; mohon izin untuk menyambung cahaya (nur) beliau
kepada jantungmu dan cahaya (nur) mu kepada jantung beliau.
Bayangkan sebuah kontak dua arah dan kemudian, baca awrad di atas.
Ketika seseorang duduk bermeditasi dan menutup matanya,
orang itu memfocuskan pikirannya pada satu titik tunggal. Dalam
hal ini titik itu biasanya adalah konsep dari mentor spiritualnya, yaitu :
dia mem-fokuskan seluruh kemampuan kesaksiannya
memikirkan dengan…

konsentrasi penuh tentang guru spiritual nya, agar supaya mendapatkan
gambaran (image) mentor nya pada layar mental, selama dia masih berada
dalam status meditasi itu. Sifat (properties), karakteristik dan potensi yang
terkait dengan sebuah gambaran (image) juga dipindahkan pada layar
pikiran ketika gambaran (image) itu terbentuk pada layar mental dan
pikiran menerimanya sesuai dengan itu.

Sebagai contoh, seseorang sedang memperhatikan api. Ketika gambaran
(image) api itu dipindahlan kepada layar pikiran, suhu dan panas api itu
terekam oleh pikiran. Seseorang yang hadir dalam sebuah taman menikmati
kesegaran dan kesejukan pepohonan dan tanaman dalam taman itu untuk
menciptakan gambaran itu semua pada layar pikirannya. Begitu juga ketika
gambaran mentor spiritual dipindahkan pada layar pikiran, Ilmu yang
Dihadirkan (the Presented Knowledge) yang beroperasi dalam diri guru
spiritual, juga ikut dipindahkan dengan gambaran itu dan pikiran murid
secara bertahap menyerap (assimilates) hal yang sama.

Langkah 3 

Duduk bersimpuh, yang rapi, tetap
bersimpuh, mata tertutup, tangan di
tempat, mulut tertutup, lidah ditekuk
ke atas, napas terkendali, kuping
mendengar Quran, Salawat atau suara
sendu. Ruang gelap.

Meditasi, memikirkan tentang mentor spiritual, sebuah upaya untuk memfokuskan
dengan konsentrasi pikiran kita kepada seseorang, sehingga
image nya dapat dipantulkan secara berulang pada layar pikiran kita,
(maka) kita terbebaskan dari keterbatasan indera. Makin sering sebutir
pikiran di tayangkan pada layar mental, makin jelas pula formasi
(pembentukan) sebuah pola dalam pikiran itu. Dan, pola pikiran demikian
ini, dalam istilah spiritualitas, disebut ’pendekatan pikiran..

Ketika kita membayangkan mentor spiritual atau ’Shaykh’, sebagai sebuah
hal dari hukum eternal, ilmu Elohistic Attributes yang beroperasi dalam
Shaykh dipantulkan pada pikiran kita dengan ulangan yang berkali-kali
menghasilkan pencerahan pikiran dari murid dengan cahaya nur yang
berfungsi dalam diri Shaykh dan dilimpahkan kepadanya. Pencerahan
jantung murid berusaha mencapai tataran atau tahap Shaykhnya. Dalam
Sufism, keadaan ini disebut ’Kedekatan’ (nisbat). Cara terbaik dan telah
teruji untuk menikmati kedekatan, menurut spiritualitas, adalah hasrat
kerinduan dari cinta.

Pikiran Shaykh terus menerus mengirimkan (transfer) kepada murid
spiritualnya sesuai dengan kobaran cinta dan rindu akan Shaykh, yang
mengalir di dalam diri murid dan ada datang satu saat ketika cahaya nur
beroperasi dalam diri Shaikh yang sesungguhnya adalah pantulan Tampilan
Indah Ilahi yang dipindahkan kepada murid spiritual itu. Hal ini
memungkinkan murid spiritual untuk membiasakan diri dengan Cahaya

Gemilang dan Tampilan Indah. Keadaan ini, dalam istilah sufism, disebut ’
Menyatu dengan Shaykh. (Fana fi Shaikh). Cahaya Shaikh dan Tampilan
Indah gemilang yang beroperasi dalam diri Shaykh bukanlah ciri pribadi
Shaykh. Sebagaimana halnya murid spiritual, yang dengan perhatian dan
konsentrasi penuh dedikasi, menyerap (assimilasi) ilmu dan ciri khas
Shaykhnya, maka Shaykh juga menyerap ilmu dan busana (ciri = attributes)
Nabi (s.a.w.) dengan perhatian dan konsentrasi penuh dedikasi pikiran.
..........
Bersambung..........
lihat postingan selanjutnya.......

terimakasih semoga bermanfaat _/\_
sumber : As-Sayed Nurjan Mirahmadi.........(Naqshbandi Haqqani Rabita Shareef)

No comments:

Post a Comment