assalamualaikum wr wbrkth.....
sekarang mari kita lanjutkan tentang meditasi sufi.........
Langkah
3a
Posisi duduk : Posisi Teratai (yoga Lotus)
adalah oke, Wudu Ritual
Wudhu adalah kunci sukses. Kapal Nabi Nuh
a.s. melawan banjir
kebodohan
(cuek). Kebersihan adalah dekat dengan iman (ilahiah). Ingat
bahwa
bukanlah saya yang menghitung bahwa saya adalah bukan apa-apa,
saya
dan aku harus melebur kedaalam dia. Shaykh ku, Rasul ku ,
menggiring kepada Rabb ku..
tradisi
Shaykh Naqshbandi, mensyratkan bahwa murid (sang pejalan)
menutup
matanya, menutup mulutnya, menekan giginya, melekatkan
lidahnya
ke langit-langit mulutnya, dan menahan (mengatur) napasnya. Dia
harus
membaca dhikr itu melalui jantungnya, dengan penolakan dan
pembenaran,
memulainya dengan kata LAA ("Tidak"). Dia mengangkat
"Tidak" ini dari titik (dua jari)
di bawah pusar kepada otaknya. Ketika
mencapai otaknya kata "Tidak"
mengeluarkan kata ILAHA
("sesembahan"), bergerak dari
otaknya ke bahu Kanan, dan kemudian ke
bahu Kiri di mana dia menabrak jantungnya
dengan ILALLAH ("kecuali
Allah"). Ketika kata itu mengenai
jantungnya energi dan panasnya
menjalar/
memancar ke sekujur tubuhnya. Sang pejalan yang telah
menyangkal semua yang berada di dunia ini
dengan kata-kata LAA
ILAHA, membenarkan dengan kata-kata
ILLALLAH bahwa semua yang
ada telah dilenyapkan
di Hadhirat Ilahi.
Langkah 3b
Posisi Mulut dan Lidah
Menutup matanya,
Menutup mulutnya,
Menekan giginya,
Melekatkan lidahnya pada
langit-langit mulutnya, dan
menahan napas.
{ dari saat-ke-saat untuk
memperlambat napas dan
getaran jantungnya.}
(antene) mu, pastikan bahwa mereka itu
bersih dan berada dalam posisi
yang
semestinya. Jadi ketika kamu memulai dengan tanganmu itu,
menggosok-gosoknya,
ketika mencucinya dan menggosok gosoknya untuk
mengaktifkan mereka, itu adalah tanda dari
(angka) 1 dan (angka) 0, dan
kamu
sedang mengaktifkan proses kode yang diberikan Allah melalui
tangan
itu. Kamu mengaktifkan mereka.
Mereka memiliki titik sembilan peluru
(bullet?) yang terdiri dari
keseluruhan sistem, seluruh tubuh. Ketika
engkau menggosok jari-jari itu,
engkau sesungguhnya mengaktifkan 99
asma-ul.husna Allah.
b) Dengan mengaktifkan mereka engkau
mengaktifkan 9 titik
dalam tubuhmyu.
c) Dan ketika mengaktifkan mereka, itu adalah
seperti
menghidupkan penerima (pada rqadio/tv),
energi mengalir masuk,
itu mulai berfungsi untuk dapat menerima,
memecahnya dalam
bentuk
kode digital yang dipancarkan keluar seperti gambar atau
suara sebagaimana kita
kenal di zaman ini (radio dan tv).
itulah
mengapa ketika kita menggosok-gosokkan dan membuka
mereka,
mereka mulai bertindak seperti lingkaran satu terhadap
lainnya,
menampung apapun energi yang datang, dan mereka ini
mengkelolanya . Lihatlah pada bagian Rahasia
Tangan
Langkah 4
Posisi Tangan :
Jempol
dan telunjuk memperagakan posisi "Allah Hu" untuk
kuasa/kekuatan
terbesar. Tangan diberi kode
dengan kode angka, tangan
kanan
"18",
tangan kiri "81"
masing-masing dijumlahkan keduanya
menjadi 9 dan dua 9 menjadi 99 . Tangan
diberi karakter dengan asmaul
.husna Allah. Dan nama ke 99 dari Rasul adalah Mustafa..
(lebih banyak lagi di
depan)...
Bernapas dengan Sadar ("Hosh dar dam")
Hosh artinya
"pikiran." Dar artinya
"dalam." Dam artinya
"Napas." Itu
artinya,
menurut Mawlana Abdul Khaliq al-Ghujdawani (q), bahwa "
Missi paling penting bagi pejalan dalam
thariqat ini adalah menjaga
napasnya,
dan dia yang tidak dapat menjaga napasnya,
akan
dikatakan tentang orang itu, ’dia telah
tersesat/kehilangan dirinya.’"
Shah
Naqshband (q) berkata, "Thareqat ini dibangun di atas (dengan
pondasi)
napas. Jadi adalah sebuah keharusan untuk semua orang menjaga
napasnya
dikala menghisap dan membuang napas, dan selanjutnya untuk
menjaga
napasnya dalam jangka waktu antara menghisap dan membuang
napasnya."
"Dhikr mengalir dalam tubuh setiap
makhluq hidup oleh keharusan
(kebutuhan)
napas mereka . bahkan tanpa kehendak . sebagai sebuah
tanda/peragaan
ketaatan, yang adalah bagian dari penciptaan mereka.
Melalui
napas mereka, bunyi huruf "Ha" dari Nama Ilahiah Allah dibuat
dengan
setiap membuang dan menghisap napas dan itu adalah sebuah tanda
dari
Jati Diri (Dzat) Gaib yang
berfungsi untuk menekankan Kekhasan
Allahu
Shamad. Maka adalah penting untuk hadir dengan napas seperti itu,
agar supaya menyadari (merasakan) Jati Diri (Dzat) Maha
Pencipta."
Nama ’Allah’ yang meliputi sembilan puluh
sembilan asma-ul.husna terdiri
atas
empat huruf, Alif, Lam, Lam dan Ha yang sama .dengan
suara napas
- (ALLAH). Masyarakat Sufism mengatakan bahwa Dzat
Allah SWT yang
paling
gaib mutlak dinyatakan oleh huruf terakhir itu yang dibunyikan
dengan
vokal Alif, "Ha." Ini mewakili Gaib Absolut Dzat Nya Allah SWT
.
Memelihara
napasmu dari kelalaian akan membawa mu kepada Hadhirat
sempurna,
dan Hadhirat sempurna akan membawamu kepada Penampakan
(Visi)
sempurna , dan Penampakan sempurna akan membawamu kepada
Hadhirat (Manifestasi) asma-ul.husna Allah
yang sempurna. Allah
membimbingmu kepada Hadhirat asma-ul.husna
Nya, karena dikatakan
bahwa, " Asma Allah adalah sebanyak
napas makhluq."
Hendaknya diketahui oleh semua orang bahwa melindungi napas
terhadap
kelalaian sungguh sukar bagi para pejalan. Maka mereka harus menjaga
nya dengan memohon ampunan (istighfar) karena memohon
ampunan akan
membersihkannya dan mensucikannya dan mempersiapkan sang pejalan
untuk (menjumpai) Hadhirat
Benar (Haqqu) Allah dimana-mana.
Langkah 5
Bernapas,
Menghirup
melalui hidung - Dhikr = "Hu Allah",
bayangkan cahaya putih
memasuki
tubuh melalui perut.
Menghembus
. melalui hidung - Dhikr= "Hu", bayangkan hitamnya
carbon
monoxide adalah semua perbuatan dosamu dikuras / didorong
keluar dari dirimu.
"pejalan
bijak harus menjaga na
pasnya
dari kelalaian, seiring
de-
ngan masuk dan keluar nya napas,
dengan
demikian menjaga jantung nya selalu
dalam
Hadhirat Ilahi; ; dan dia harus
menghidupkan
napasnya dengan ibadah dan
pengabdian
dan mempersembahkankan pengabdiannya itu kepada Rabb nya
dengansegenap
hidupnya, karena setiap napas yang dihisap dan dihembuskan
dengan
Hadhirat adalah hidup dan tersambung dengan Hadhirat Ilahi.
Setiap
napas yang dihisap dan dihembuskan dengan kelalaian (cuek) adalah
mati, terputus dari
Hadhirat Ilahi."
Untuk mendaki gunung,sang pejalan harus
melintasi dari dunia Bawah
menuju Hadhirat Ilahi. Dia harus melintasi
dari dunia ego keberadaan
sensual (sensasi) menuju kesadaran jiwa
terhadap Al Haqqu..
Untuk membuat kemajuan dalam perjalanan
ini, sang pejalan harus
membawa ke dalam jantungnya gambaran Shaykh
nya(tasawwur), karena
itu adalah cara paling kuat untuk
melepaskan diri dari cengkeraman sensual
(sensasi) nya. Shaykh menjadi, dalam
jantungnya, cermin dari Dzat
Absolute. Jika dia berhasil, kondisi
penisbian diri (ghayba) atau "absensi"
dari dunia sensasi, muncul dalam dirinya.
Sampai kepada tahap bahwa
keadaan ini menguat dalam dirinya, (dan)
keterikatannya kepada dunia
sensasi
melemah dan menghilang, dan fajar dari Level Hilang Mutlak
Tidak Merasa Selain
Allah mulai menyinari dirinya
Derajat
tertinggi maqam ini disebut fana'.
Demikianlah Shah Naqshband
(q)
berkata :
"Jalan
terpendek kepada sasaran kita, yaitu Allah SWT mengangkat tabir
dari
Dzat Wajah Nya Yang Ahad yang berada dalam semua makhluq
ciptaan
Nya. Dia melakukan itu dengan (melalui) maqam ghayba
dan fana',
sampai
Dzat Agung (Majestic Essence) menyelimutinya dan
menghilangkan
(melenyapkan) kesadarannya akan segala sesuatu selain
Dia. Inilah akhir perjalanan untuk mencari
Allah dan awal dari perjalanan
lainnya."
"Pada
akhir Perjalanan Pencarian dan Level Ketertarikan datanglah Level
Perendahan Diri dan Penihilan.
Sasaran ini adalah untuk segenap ummat
manusia sebagaimana disebut
Allah dalam al Qur’an: ’Aku tidak
menciptakan Jinn dan Manusia kecuali
untuk beribadah kepada Ku.’ Beribadah
disini berarti Ilmu Sempurna
(Macrifat)."
Langkah 6
Memakai
(membawa) busana Shaykh :
3
tahap perjuangan yang berkesinambungan
Memelihara
Cinta Nya {Muhabat},
Memelihara Kehadiran Nya { Hudur}
Melaksanakan
Kehendak
Nya atas diri kita { Annihilasi atau Fana}.
Kita
memiliki cinta kepada Nya, jadi kini pakailah
(kenakanlah) Cahaya Nya
dan
selanjutnya
bayangkan segala sesuatunya dari titik (sudut)
ini, dengan
busana yang kita
kenakan itu. Ini adalah penopanghidup (life
support)
kita.
Kamu tidak boleh makan,minum, shalat,
dhikr
atau melakukan apapun
tanpa
membayangkan Bayangan Shaykhs pada kita. Cinta ini
akan
menyatu dengan Hadhirat… Ilahi, dan ini akan membuka pintu Penihilan ke dalam
Nya.
Semakin
seseorang menjaga ingatan untuk mengenakan busana dengan dia
(Shaykh)
semakin meningkatlah proses Penihilan itu berlangsung.
Kemudian penuntun (guide) itu akan
meninggalkan (menihil diri) diri mu
di hadirat Rasul Allah Sayedena Muhammad
{s.a.w.}. Dimana sekali lagi
kamu akan menjaga cinta (kepada) Rasul
{Muhabat}, menjaga Hadirat nya
{ Hudur}. Laksanakan kehendaknya atas diri
kita {Penihilan atau Fana}.
Fana fi Ma Shaykh , RasulAllah, Allah..
Penihilan
Fana
Dalam
keadaan spirit murid menyatu dengan spirit Shaykhnya kemampuan
Shaykh
akan diaktifkan dalam diri muridnya, karena itu Shaikh menikmati
kedekatan
Nabi (s.a.w.). Dalam situasi ini,
dalam istilah sufism, disebut
.Penyatuan dengan Rasul. (Fana fir Rasul). Ini
adalah pernyataan Nabi
(s.a.w.), "Saya seorang manusia
seperti kamu, namun saya menerima ilham
(revelation)’. Jika pernyataan ini
dicermati, didapatlah bahwa kemuliaan
(exaltation) Nabi terakhir ini adalah bahwa
dia menerima Ilham
(Revelations) dari Allah, SWT, yang
mencerminkan Ilm-e-ladduni; ilmu
yang diilhamkan langsung oleh Allah,
Pandangan Cantik (Beatific Visions)
Allah dan Cahaya Gemilang kepada Jantung
Nabi s.a.w..
Dalam keadaan ’Penyatuan dengan Nabi
s.a.w.’ seorang murid karena
emosinya, kerinduannya dan cintanya secara
sedikit demi sedikit, langkah
demi langkah, berassimilasi dan mengenali
ilmu Nabi Suci s.a.w..
Kemudian
datanglah saat paling berharga (yang ditunggu-tunggu) ketika
ilmu
dan pelajaran dipindahkan (transferred) dari Nabi Suci s.a.w
kepadanya
sesuai dengan kapasitas nya..
Murid
itu menyerap karakter Nabi Suci s.a.w. sesuai dengan kemampuan
dan
kapasitasnya dan karena kedekatannya dengan Nabi Suci s.a.w. dan
dukungannya dia dapat mencapai keadaan
ketika dia mengenali Rabbil
.Alamin, ketika Dia menguraikan dalam al
Qur.an, .Ya, sesungguhnya
Engkau adalah Rabbi!. Kedekatan ini, dalam
sufism, disebut Penyatuan
dengan Allah’ (Fana fi-lah) atau singkatnya
wahdat. Setelah itu, jika
seseorang dikaruniai dengan kemampuan, dia
akan membuat explorasi di
daerah yang tentangnya cerita (narrasi)
tidak lagi memiliki kata-kata untuk
menjelaskan
nya , karena kepekaan dan kehalusan (situasi) nya.
Langkah 7
Menjadi
sesuatu
yang tidak ada, kendaraan sebening
kristal
untuk siapapun yang ingin mengisi
keberadaanmu dari Allah Malikul Mulk.
Dalam keadaan ’Penyatuan dengan Nabi Suci. Seorang
murid karena
emosinya,kerinduannya dan cintanya secara bertahap,langkah
demi
langkah,berassimilasi dan mengnali ilmu
dari Nabi Suci s.a.w..
***
Subhanalloh....
ALHAMDULILLAHHIRRABBIL ALAMIIN.......
ALLAHUMMA SALLI ALA SAYYIDINA
MUHAMMADIN NABEE YIL UMMEE WA ALIHI WA
BARIK WA SALLIM
sumber : www.nurmuhammad.com by As-Sayed Nurjan Mirahmadi
semoga bermanfaat
salam saUDARA
= Wassalam =
No comments:
Post a Comment