Saturday, January 14, 2012

Meditasi Sufi (bag 2)


assalamualaikum wr wbrkth.....
sekarang mari kita lanjutkan tentang meditasi sufi......... 

Langkah 3a 

Posisi duduk : Posisi Teratai (yoga Lotus) adalah oke, Wudu Ritual
Wudhu adalah kunci sukses. Kapal Nabi Nuh a.s. melawan banjir
kebodohan (cuek). Kebersihan adalah dekat dengan iman (ilahiah). Ingat
bahwa bukanlah saya yang menghitung bahwa saya adalah bukan apa-apa,
saya dan aku harus melebur kedaalam dia. Shaykh ku, Rasul ku ,
menggiring kepada Rabb ku..


tradisi Shaykh Naqshbandi, mensyratkan bahwa murid (sang pejalan)
menutup matanya, menutup mulutnya, menekan giginya, melekatkan
lidahnya ke langit-langit mulutnya, dan menahan (mengatur) napasnya. Dia
harus membaca dhikr itu melalui jantungnya, dengan penolakan dan
pembenaran, memulainya dengan kata LAA ("Tidak"). Dia mengangkat
"Tidak" ini dari titik (dua jari) di bawah pusar kepada otaknya. Ketika
mencapai otaknya kata "Tidak" mengeluarkan kata ILAHA
("sesembahan"), bergerak dari otaknya ke bahu Kanan, dan kemudian ke
bahu Kiri di mana dia menabrak jantungnya dengan ILALLAH ("kecuali
Allah"). Ketika kata itu mengenai jantungnya energi dan panasnya
menjalar/ memancar ke sekujur tubuhnya. Sang pejalan yang telah
menyangkal semua yang berada di dunia ini dengan kata-kata LAA
ILAHA, membenarkan dengan kata-kata ILLALLAH bahwa semua yang
ada telah dilenyapkan di Hadhirat Ilahi.

Langkah 3b

Posisi Mulut dan Lidah
Menutup matanya,
Menutup mulutnya,
Menekan giginya,
Melekatkan lidahnya pada
langit-langit mulutnya, dan
menahan napas.
{ dari saat-ke-saat untuk
memperlambat napas dan
getaran jantungnya.}

(antene) mu, pastikan bahwa mereka itu bersih dan berada dalam posisi
yang semestinya. Jadi ketika kamu memulai dengan tanganmu itu,
menggosok-gosoknya, ketika mencucinya dan menggosok gosoknya untuk
mengaktifkan mereka, itu adalah tanda dari (angka) 1 dan (angka) 0, dan
kamu sedang mengaktifkan proses kode yang diberikan Allah melalui
tangan itu. Kamu mengaktifkan mereka.
Mereka memiliki titik sembilan peluru (bullet?) yang terdiri dari
keseluruhan sistem, seluruh tubuh. Ketika engkau menggosok jari-jari itu,
engkau sesungguhnya mengaktifkan 99 asma-ul.husna Allah.
b) Dengan mengaktifkan mereka engkau mengaktifkan 9 titik
dalam tubuhmyu.
c) Dan ketika mengaktifkan mereka, itu adalah seperti
menghidupkan penerima (pada rqadio/tv), energi mengalir masuk,
itu mulai berfungsi untuk dapat menerima, memecahnya dalam
bentuk kode digital yang dipancarkan keluar seperti gambar atau
suara sebagaimana kita kenal di zaman ini (radio dan tv).

itulah mengapa ketika kita menggosok-gosokkan dan membuka
mereka, mereka mulai bertindak seperti lingkaran satu terhadap
lainnya, menampung apapun energi yang datang, dan mereka ini
mengkelolanya . Lihatlah pada bagian Rahasia Tangan

Langkah 4  
Posisi Tangan :  

Jempol dan telunjuk memperagakan posisi "Allah Hu" untuk
kuasa/kekuatan terbesar. Tangan diberi kode dengan kode angka, tangan
kanan "18", tangan kiri "81" masing-masing dijumlahkan keduanya
menjadi 9 dan dua 9 menjadi 99 . Tangan diberi karakter dengan asmaul
.husna Allah. Dan nama ke 99 dari Rasul adalah Mustafa..
(lebih banyak lagi di depan)...

Bernapas dengan Sadar ("Hosh dar dam")

Hosh artinya "pikiran." Dar artinya "dalam." Dam artinya "Napas." Itu
artinya, menurut Mawlana Abdul Khaliq al-Ghujdawani (q), bahwa "
Missi paling penting bagi pejalan dalam thariqat ini adalah menjaga
napasnya, dan dia yang tidak dapat menjaga napasnya, akan
dikatakan tentang orang itu, ’dia telah tersesat/kehilangan dirinya.’"

Shah Naqshband (q) berkata, "Thareqat ini dibangun di atas (dengan
pondasi) napas. Jadi adalah sebuah keharusan untuk semua orang menjaga
napasnya dikala menghisap dan membuang napas, dan selanjutnya untuk
menjaga napasnya dalam jangka waktu antara menghisap dan membuang
napasnya."
"Dhikr mengalir dalam tubuh setiap makhluq hidup oleh keharusan
(kebutuhan) napas mereka . bahkan tanpa kehendak . sebagai sebuah
tanda/peragaan ketaatan, yang adalah bagian dari penciptaan mereka.
Melalui napas mereka, bunyi huruf "Ha" dari Nama Ilahiah Allah dibuat
dengan setiap membuang dan menghisap napas dan itu adalah sebuah tanda
dari Jati Diri (Dzat) Gaib yang berfungsi untuk menekankan Kekhasan
Allahu Shamad. Maka adalah penting untuk hadir dengan napas seperti itu,
agar supaya menyadari (merasakan) Jati Diri (Dzat) Maha Pencipta."

Nama ’Allah’ yang meliputi sembilan puluh sembilan asma-ul.husna terdiri
atas empat huruf, Alif, Lam, Lam dan Ha yang sama .dengan suara napas
- (ALLAH). Masyarakat Sufism mengatakan bahwa Dzat Allah SWT yang
paling gaib mutlak dinyatakan oleh huruf terakhir itu yang dibunyikan
dengan vokal Alif, "Ha." Ini mewakili Gaib Absolut Dzat Nya Allah SWT
.
Memelihara napasmu dari kelalaian akan membawa mu kepada Hadhirat
sempurna, dan Hadhirat sempurna akan membawamu kepada Penampakan
(Visi) sempurna , dan Penampakan sempurna akan membawamu kepada
Hadhirat (Manifestasi) asma-ul.husna Allah yang sempurna. Allah
membimbingmu kepada Hadhirat asma-ul.husna Nya, karena dikatakan
bahwa, " Asma Allah adalah sebanyak napas makhluq."

Hendaknya diketahui oleh semua orang bahwa melindungi napas terhadap
kelalaian sungguh sukar bagi para pejalan. Maka mereka harus menjaga
nya dengan memohon ampunan (istighfar) karena memohon ampunan akan
membersihkannya dan mensucikannya dan mempersiapkan sang pejalan
untuk (menjumpai) Hadhirat Benar (Haqqu) Allah dimana-mana.

Langkah 5  
Bernapas,
Menghirup melalui hidung - Dhikr = "Hu Allah", bayangkan cahaya putih
memasuki tubuh melalui perut.
Menghembus . melalui hidung - Dhikr= "Hu", bayangkan   hitamnya
carbon monoxide adalah semua perbuatan dosamu dikuras / didorong
keluar dari dirimu.


"pejalan bijak harus menjaga na
pasnya dari kelalaian, seiring
de- ngan masuk dan keluar nya napas,
dengan demikian menjaga jantung nya selalu
dalam Hadhirat Ilahi; ; dan dia harus
menghidupkan napasnya dengan ibadah dan
pengabdian dan mempersembahkankan pengabdiannya itu kepada Rabb nya
dengansegenap hidupnya, karena setiap napas yang dihisap dan dihembuskan
dengan Hadhirat adalah hidup dan tersambung dengan Hadhirat Ilahi.
Setiap napas yang dihisap dan dihembuskan dengan kelalaian (cuek) adalah
mati, terputus dari Hadhirat Ilahi."


Untuk mendaki gunung,sang pejalan harus melintasi dari dunia Bawah
menuju Hadhirat Ilahi. Dia harus melintasi dari dunia ego keberadaan
sensual (sensasi) menuju kesadaran jiwa terhadap Al Haqqu..
Untuk membuat kemajuan dalam perjalanan ini, sang pejalan harus
membawa ke dalam jantungnya gambaran Shaykh nya(tasawwur), karena
itu adalah cara paling kuat untuk melepaskan diri dari cengkeraman sensual
(sensasi) nya. Shaykh menjadi, dalam jantungnya, cermin dari Dzat
Absolute. Jika dia berhasil, kondisi penisbian diri (ghayba) atau "absensi"
dari dunia sensasi, muncul dalam dirinya. Sampai kepada tahap bahwa
keadaan ini menguat dalam dirinya, (dan) keterikatannya kepada dunia
sensasi melemah dan menghilang, dan fajar dari Level Hilang Mutlak
Tidak Merasa Selain Allah mulai menyinari dirinya

Derajat tertinggi maqam ini disebut fana'. Demikianlah Shah Naqshband
(q) berkata :
"Jalan terpendek kepada sasaran kita, yaitu Allah SWT mengangkat tabir
dari Dzat Wajah Nya Yang Ahad yang berada dalam semua makhluq
ciptaan Nya. Dia melakukan itu dengan (melalui) maqam ghayba dan fana',
sampai Dzat Agung (Majestic Essence) menyelimutinya dan
menghilangkan (melenyapkan) kesadarannya akan segala sesuatu selain
Dia. Inilah akhir perjalanan untuk mencari Allah dan awal dari perjalanan
lainnya."
"Pada akhir Perjalanan Pencarian dan Level Ketertarikan datanglah Level
Perendahan Diri dan Penihilan.
Sasaran ini adalah untuk segenap ummat manusia sebagaimana disebut
Allah dalam al Qur’an: ’Aku tidak menciptakan Jinn dan Manusia kecuali
untuk beribadah kepada Ku.’ Beribadah disini berarti Ilmu Sempurna
(Macrifat)."

Langkah 6  
Memakai (membawa) busana Shaykh :
3 tahap perjuangan yang berkesinambungan
Memelihara Cinta Nya {Muhabat},
Memelihara Kehadiran Nya { Hudur}

Melaksanakan
Kehendak Nya atas diri kita { Annihilasi atau Fana}.
Kita memiliki cinta kepada Nya, jadi kini pakailah
(kenakanlah) Cahaya Nya dan
selanjutnya
bayangkan segala sesuatunya dari titik (sudut) ini, dengan
busana yang kita  kenakan itu. Ini adalah penopanghidup (life support)
kita. Kamu tidak boleh makan,minum, shalat,
dhikr atau melakukan apapun
tanpa membayangkan Bayangan Shaykhs pada kita. Cinta ini
akan menyatu dengan Hadhirat… Ilahi, dan ini akan membuka pintu Penihilan ke dalam Nya.

Semakin seseorang menjaga ingatan untuk mengenakan busana dengan dia
(Shaykh) semakin meningkatlah proses Penihilan itu berlangsung.
Kemudian penuntun (guide) itu akan meninggalkan (menihil diri) diri mu
di hadirat Rasul Allah Sayedena Muhammad {s.a.w.}. Dimana sekali lagi
kamu akan menjaga cinta (kepada) Rasul {Muhabat}, menjaga Hadirat nya
{ Hudur}. Laksanakan kehendaknya atas diri kita {Penihilan atau Fana}.
Fana fi Ma Shaykh , RasulAllah, Allah..

Penihilan Fana
Dalam keadaan spirit murid menyatu dengan spirit Shaykhnya kemampuan
Shaykh akan diaktifkan dalam diri muridnya, karena itu Shaikh menikmati
kedekatan Nabi (s.a.w.). Dalam situasi ini, dalam istilah sufism, disebut
.Penyatuan dengan Rasul. (Fana fir Rasul). Ini adalah pernyataan Nabi
(s.a.w.), "Saya seorang manusia seperti kamu, namun saya menerima ilham
(revelation)’. Jika pernyataan ini dicermati, didapatlah bahwa kemuliaan
(exaltation) Nabi terakhir ini adalah bahwa dia menerima Ilham
(Revelations) dari Allah, SWT, yang mencerminkan Ilm-e-ladduni; ilmu
yang diilhamkan langsung oleh Allah, Pandangan Cantik (Beatific Visions)
Allah dan Cahaya Gemilang kepada Jantung Nabi s.a.w..
Dalam keadaan ’Penyatuan dengan Nabi s.a.w.’ seorang murid karena
emosinya, kerinduannya dan cintanya secara sedikit demi sedikit, langkah
demi langkah, berassimilasi dan mengenali ilmu Nabi Suci s.a.w..
Kemudian datanglah saat paling berharga (yang ditunggu-tunggu) ketika
ilmu dan pelajaran dipindahkan (transferred) dari Nabi Suci s.a.w
kepadanya sesuai dengan kapasitas nya..
Murid itu menyerap karakter Nabi Suci s.a.w. sesuai dengan kemampuan
dan kapasitasnya dan karena kedekatannya dengan Nabi Suci s.a.w. dan
dukungannya dia dapat mencapai keadaan ketika dia mengenali Rabbil
.Alamin, ketika Dia menguraikan dalam al Qur.an, .Ya, sesungguhnya
Engkau adalah Rabbi!. Kedekatan ini, dalam sufism, disebut Penyatuan
dengan Allah’ (Fana fi-lah) atau singkatnya wahdat. Setelah itu, jika
seseorang dikaruniai dengan kemampuan, dia akan membuat explorasi di
daerah yang tentangnya cerita (narrasi) tidak lagi memiliki kata-kata untuk
menjelaskan nya , karena kepekaan dan kehalusan (situasi) nya.

Langkah 7 
Menjadi
sesuatu yang tidak ada, kendaraan sebening
kristal untuk siapapun yang ingin mengisi
keberadaanmu dari Allah Malikul Mulk.
Dalam keadaan ’Penyatuan dengan Nabi Suci. Seorang murid karena
emosinya,kerinduannya dan cintanya secara bertahap,langkah demi
langkah,berassimilasi dan mengnali ilmu dari Nabi Suci s.a.w..
***
Subhanalloh....
ALHAMDULILLAHHIRRABBIL ALAMIIN.......


ALLAHUMMA SALLI ALA SAYYIDINA
MUHAMMADIN NABEE YIL UMMEE WA ALIHI WA BARIK WA SALLIM


sumber : www.nurmuhammad.com by As-Sayed Nurjan Mirahmadi

semoga bermanfaat
salam saUDARA
= Wassalam =

No comments:

Post a Comment