Cara Hitungan Hari (bag 1)
Hitungan
dalam budaya Sunda terasa sangat penting sekali. Hal ini terlihat dari berbagai
macam hajat yang hendak dilaksanakan oleh masyarakat Sunda, harus menghitung
hari terbaik, jam yang terbaik, dan bila perlu arah mata angin yang baik. Hmm..
memang tidak ada hadist yang menerangkan mengenai hitungan ini. Apalagi
keterangan dalam surat dan ayat dalam al-quran. Namun, terlepas dari itu semua,
kita ambil saja hikmah dan ilmunya, dengan terlepas dari syirik dan musyrik,
kenapa tidak?
Inti dari
perhitungan ini adalah "YAKIN", yakin terhadap hitungan dan yakin
terhadap diri sendiri. Tentu dengan selalu bermohon kepada Allah Swt. "Nu
ngusik malikeun urang sadayana".
Implementasi
dari hitungan ini dapat diterapkan dalam berbagai hajat atau kepentingan
apapun. Sebenarnya, tergantung dari sudut mana kita memandang sebuah hajat,
kehendak, atau keinginan. Contoh-contohnya akan diuraikan selanjutnya.
Sengaja
saya posting mengenai itungan sunda yang paling mendasar dan paling banyak
digunakan para orangtua kita terdahulu. Sederhana sekali ternyata, kita hanya
harus menghapalkan lima urutan dalam perhitungan ini. Namun, tentu kita harus
paham benar mengenai makna dan arti dari satu persatu nama hitungan tersebut.
1. Sri
2.
Lungguh
3. Dunya
4. Lara
5. Pati
Hitungan
tersebut sangat berkaitan erat dengan yang disebut "kala poe" (akan
diterangkan pada posting selanjutnya). Jadi memang harus mengaitkan dengan
berbagai macam hitungan yang lain. Masalahnya, ketika kita menghitung hari baik
bertepatan dengan hari jumat, namun bertepatan pula dengan kala poe pada bulan
rayagung, kita tidak dapat mengambil hari itu sebagai hari yang baik. Oleh
karena itu, untuk dapat menerapkan hitungan tersebut dalam situasi apapun,
tidak hanya hitungan dasar ini.
Langkah-langkah
yang perlu kita lalui untuk menguasai hitungan ini adalah sebagai berikut.
a.
Pertama, kita harus menghapal urutan dari hitungan tersebut. Hal ini penting
sebab urutan perhitungan tersebut sangat berbahaya apabila salah
mengurutkannya. Bukannya mendapatkan hari terbaik, tapi malah mendapatkan hari
yang buruk.
b. Kedua,
kita harus memahami betul arti satu persatu dari hitungan tersebut. Berikut
adalah arti dari hitungan tersebut.
1) Sri,
kata sri menempati bilangan satu, sri sering juga dikaitkan dengan dewi padi
dalam budaya sunda, yaitu Dewi Sri atau Nyi Pohaci. Jadi dapat pula dimaknai
dengan banyaknya pangan yang kita dapat. Sri bermakna baik dalam hitungan ini,
dapat pula diartikan rezeki yang melimpah. Intinya hitungan sri yang bertepatan
dengan angka satu ini mempunyai nilai baik ketika kita tepat menempatkannya
pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
2)
lungguh, kata lungguh menempati bilangan dua, lungguh sering dikaitkan dengan
derajat, pangkat, jabatan, kekuatan, dan kemampuan. Lungguh bermakna baik dalam
hitungan ini. Intinya hitungan lungguh yang bertepatan dengan angka tiga ini
mempunyai nilai baik ketika kita tepat menempatkannya pada suatu hajat,
keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
3) Dunya,
kata dunya menempati bilangan tiga, dunya sering dikaitkan dengan harta,
rezeki, materi, dan kekayaan yang melimpah ruah. Hitungan ini biasanya paling
dicari dalam setiap hajat atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan. Hitungan
dunya, mempunyai nilai baik ketika kita tepat menempatkannya pada suatu hajat,
keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan perhitungan.
4) Lara,
kata lara menempati bilangan empat, lara sering dikaitkan dengan sesuatu
penderitaan/sakit, baik dari segi kesehatan, ketenangan lahir atau pun batin.
Hitungan ini biasanya dihindari dalam setiap hajat atau suatu hal yang
membutuhkan perhitungan. Hitungan lara, mempunyai nilai kurang baik ketika kita
menempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan
perhitungan.
5) Pati,
kata pati menempati bilangan lima, bilangan akhir dalam perhitungan ini. pati
berarti mati. Namun tidak dengan serta merta kita mengaitkannya dengan
kematian. mati disini dapat berarti mati secara rezeki, mati dalam arti
perceraian, mati dalam arti hal-hal yang bersifat paling buruk. Hitungan ini
biasanya paling dihindari dalam setiap hajat atau suatu hal yang membutuhkan
perhitungan. Hitungan pati, mempunyai nilai tidak baik ketika kita
menempatkannya pada suatu hajat, keinginan, atau suatu hal yang membutuhkan
perhitungan.
c.
Ketiga, kita harus dapat membuat rumusan perhitungan untuk mencapai hasil
perhitungan diatas. Misalnya, tanggal 28 muharam, kita dapat merumuskannya
sebagai berikut.
tanggal
28
28 : 5 =
25
28 - 25 =
3
Kita
hanya membagi tanggal dengan angka 5 (sesuai hitungan tadi), kemudian kita
hanya melihat sisa dari perhitungan tersebut, contohnya 3.
Angka
tiga yang kita dapatkan menempati hitungan 3 yang berarti dunya. Simple bukan?
Contoh
lain: Kita akan mempunyai hajat untuk berpindah tempat tinggal atau rumah.
Tanggal berapa kita harus melaksanakan pindahan rumah?
Misalnya
tangga 12 Safar. Jadi kita tinggal membagi 12 dengan 5 yaitu 2 dengan sisanya
2. Angka 2 menempati hitungan lungguh.
d.
Keempat, kita harus menguasai atau menghapalkan kala poe. Jangan sampai
hitungan yang kita dapatkan bertepatan dengan datangnya kala. (posting tentang
kala akan dibahas selanjutnya)
BELAJAR
ITUNGAN NAAS
Hal
penting yang perlu diingat adalah hitungan hari baik ini hanya berlaku pada
hitungan hijriah, tidak pada masehi. Memang ada beberapa hal yang menjadi
kekhususan pula, seperti ketika akan melaksanakan hajatan pernikahan, kita
harus mengambil bilangan genap. sebaliknya ketika kita akan melaksanakan
hajatan khitanan, kita harus mengambil bilangan ganjil.
Mari kita
belajar contoh kasus untuk menguasai perhitungan ini.
a. si
fulan berniat akan melaksanakan pernikahan dengan si fulani pada bulan
Desember. Tanggal dan hari apakah yang baik untuk melaksanakan pernikahan si
fulan tersebut?
Jawab:
1. Lihat
penanggalan hijriah pada bulan Desember.
2.
Tentukan kala poe yang bertepatan dengan bulan hijriah tersebut. Misalnya hari
jumat untuk bulan Rayagung. Kunci hari ini untuk tidak dipilih dalam
melaksanakan hari pernikahan.
3. Cari
beberapa alternatif tanggal, yang sisa dari perhitungannya menempati angka 3
yang bertepatan dengan dunya. Hal ini penting, sebab pernikahan yang
dilaksanakan mudah-mudahan dapat mudah mengadakan biaya (uang), dan tentunya
setelah pernikahan, kedua mempelai dapat hidup dengan makmur dan sejahtera.
4. Pilih
hari yang cocok pada penanggalan yang memiliki sisa 3 untuk melaksanakan
pernikahan. Tentunya jangan pada hari jumat karena bertepatan dengan kala pada
bulan muharam.
5.
Yakinkah dalam hati dan mohonlah perlindungan kepada Allah. bahwa hari yang
dipilih adalah hari terbaik untuk melaksanakan pernikahan.
6.
Misalnya anda mendapatkan hari minggu yang bertepatan dengan dunya, silahkan
konsultasikan dengan keluarga, karena itu adalah hari yang tepat untuk
melaksanakan pernikahan.
Segala
pengetahuan milik Allah dan bersumber pada-Nya. Wallahu Alam. sumber ini di
dapat dari berbagai pengalaman penulis yang berkelana di dunia persilatan
budaya sunda. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment