Pelantikan
Raja-raja Sunda
Seperti yg pernah ditulis Oleh : Nandang Rusnandar
Pernyataan bahwa benarkah cacarakan berasal dari Jawa dan
bahkan orang Sunda hanya 10 % ikut ‘berjasa’ merekayasanya sehingga terwujud
aksara Sunda yang disebut Cacarakan ? Dan benarkah bahwa aksara Sunda merupakan
perkembangan dari aksara India
? Hal itu perlu untuk penelitian yang lebih lanjut, yang mungkin bahwa kita
tidak terlalu tergesa-gesa memvonis bahwa Sunda tidak punya bentuk tulisan.
Aksara Sunda yang berjumlah 18 (secara alfabetis) itu adalah
merupakan rangkaian kata-kata yang diucapkan oleh maha raja dalam pengambilan
sumpah raja-raja. Kata-kata tersebut diucapkan dalam pelantikan raja-raja yang
diangkat oleh maha raja sebagai berikut: Raga lapa yaha // Maca data jasa // baka nyanga
wana. Pengertian dari kata-kata yang diucapkan oleh sang Maha Raja itu
adalah :
Raga berarti badan,
lapa ‘teu daya teu upaya’ (tak berdaya dan tak
berkemampuan),
yaha ‘sumerah ka Nu Maha Kawasa’(pasrah kepada Yang Maha
Kuasa),
maca ‘nitenan / nalungtik’ (atensi),
data ‘catetan laku lampah /paripolah’ (catatan perbuatan),
jasa ‘padamelan sae’ (perbuatan baik),
wana ‘pamandangan alam / leuweung endah’ (lingkungan yang
indah),
nyanga ‘ajangan / bagean / pikeun’ (peruntukkan),
baka ‘jaga satutasna palastra’ (alam baka).
Arti yang sebenarnya adalah : Badan yang tidak berdaya upaya
ini berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, beratensi untuk membuat catatan
perilaku yang baik terhadap diri, masyarakat dan alam sekitar untuk kebaikan di
kemudian hari di alam setelah kematian.
Kata-kata Raga lapa yaha // Maca data jasa // baka nyanga
wana ini memang mengakomodir dari seluruh Alfabetis aksara hanacaraka, dan
kata-kata di atas merupakan ucapan sumpah seorang raja yang dilantik oleh
seorang maha raja.
Aksara Sunda yang kemudian berkembang dari alfabetis di atas
dituliskan di atas bahan-bahan yang dipergunakan dalam menuliskan aksara
tersebut bermacam-macam disesuiakan dengan bentuk atau gaya
tulisannya, yaitu:
Bentuk aksara Sunda dalam batu ditulis mempergunakan gorésan
Bentuk aksara Sunda dalam lontar ditulis mempergunakan péso
pangot
Bentuk aksara Sunda dalam lontar ditulis mempergunakan
geutah ‘getah’
Bentuk aksara Sunda dalam awi / bambu atau kai/kayu ditulis
mempergunakan péso
Bentuk aksara Sunda dalam awi/ bambu atau kai/kayu ditulis
disungging
Bentuk aksara Sunda dalam besi/tambaga ditulis mempergunakan
paku / tungtung péso’ujung pisau’
Bentuk aksara Sunda dalam daluwang ditulis mempergunakan
tinta atau sari buah
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan tinta
/ sari buah
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan
citakan / dicitak
Bentuk aksara Sunda dalam kertas ditulis mempergunakan
komputer
No comments:
Post a Comment