Naskah Kuno Suryaningrat
Nama pemegang naskah : Duki bin
Saleh. Tempat naskah : Desa Cigagade Kec. Balubur Limbangan. Asal naskah :
salinan. Ukuran naskah : 17 x 22 cm . Ruang tulisan : 14 x 18 cm. Keadaan
naskah : baik. Tebal naskah : 269 Halaman. Jumlah baris per halaman : 13 baris.
Jumlah baris halaman awal dan akhir : 12 dan 10 baris. Huruf : Arab/Pegon.
Ukuran huruf : sedang. Warna tinta : hitam. Bekas pena : agak tajam. Pemakaian
tanda baca : ada. Kejelasan tulisan : jelas. Bahan naskah : kertas bergaris.
Cap kertas : tidak ada. Warna kertas : putih kekuning-kuningan. Keadaan kertas
: tipis halus. Cara penulisan : timbal balik . Bentuk karangan : puisi.
Ringkasan isi :
Tersebutlah sebuah kerajaan yang
bernama Banurungsit. Kerajaan itu diperintah oleh seorang raja bernama
Suryanagara. Ia mempunyai seorang putra bernama Suryaningrat. Suryaningrat
beristri Ningrumkusumah, putra patih. Setelah Raja Suryanagara meninggal, Raden
Suryaningrat diangkat menjadi raja. Ternyata pengangkatan tersebut tidak
dikehendaki oleh Raja Duryan. Kerajaan Banurungsit diserang Raja Duryan yang
mendapat dukungan rakyat Banurungsit. Dalam peperangan yang terjadi
Suryaningrat kalah, lalu ditangkap dan dipenjarakan sedangkan istrinya,
Ningrumkusumah dipaksa untuk menjadi istri raja Duryan.
Dengan menggunakan ilmu sirep,
Ningrumkusumah berhasil membebaskan suaminya. Kemudian mereka melarikan diri ke
hutan. Mereka terus berkelana sampai akhirnya tiba di wilayah negara Durselam.
Ketika sedang mandi di sebuah Taman yang indah,
Ningrumkusumah dilihat patih Indra Bumi yang ditugaskan oleh raja Durselam
mencarikan wanita cantik untuk dijadikan istrinya. Dalam perjalanan menuju
ibukota Durselam, Suryaningrat ditenggelamkan ke dalam sungai oleh Demang
Langlaung. Meskipun suaminya Suryaningrat telah tenggelam dibawa arus sungai,
Ningrumkusumah mencari suaminya menyusuri sungai. Dalam perjalanan mencari
suaminya, Ningrumkusumah mendapat keris pusaka bernama Bantal Nogar dari
seorang pertapa berasal dari tanah Arab yang bernama Syeh Rukman. Menurut
petunjuk pertapa untuk dapat bertemu kembali dengan suami, Ningrumkusumah harus
menyamar menjadi seorang laki-laki dengan nama Raden Rukmantara. Raden
Rukmantara terlibat perang dengan pasukan Duryan yang menguasai Banurungsit.
Raja Duryan sedang mencari Raden Suryaningrat dan Ningrumkusumah. Dalam perang
tersebut Raden Rukmantara menang.
Raden Rukmantara melanjutkan
perjalanan. Dalam perjalanan ia sempat ke Negara Erum yang diperintah oleh Sri
Amangkurat. Raja ini mempunyai seorang putri cantik bernama Ratna Wulan. Ratna
Wulan jatuh cinta kepada Raden Rukmantara yang tidak mengetahui bahwa sebetulnya
orang itu adalah wanita. Raden Rukmantara pura-pura mau. Akhirnya mereka
menikah. Raden Rukmantara diangkat menjadi raja negara Erum.
Prabu Kandi, raja negara Esam,
yang ditolak lamarannya oleh putri Ratna Wulan menantang perang kepada negara
Erum. Raden Rukmantara berhasil mengalahkan Prabu Kandi berkat tuah senjata
pemberian Syeh Rukman. Prabu Kandi sendiri yang telah dikalahkan oleh
Rukmantara dipaksa untuk menganut agama Islam.
Raden Suryaningrat yang hanyut di
sungai telah sampai ke sebuah puli Peri yang dikuasai oleh Naga Giri. Raden
Suryaningrat dapat meninggalkan Nusa Ipri dan sampailah ke negara Erum. Raden
Rukmantara alias putri Ningrumkusumah yang sedang mencari suaminya membuat
sayembara di negara Erum dengan memasang gambarnya yang sedang menangisi Raden
Suryaningrat. Barangsiapa yang melihat gambarnya yang sedang menangis harus
membawanya ke istana. Melalui gambar tersebut Raden Suryaningrat dapat bertemu
kembali dengan istrinya, Ningrumkusumah. Selanjutnya Ratna Wulan dijadikan
istri kedua oleh Raden Suryaningrat.
Ringkas cerita,setelah semua
musuh dapat dikalahkan dan mereka diampuni bahkan diangkat menjadi senapati di
negara asal masing-masing, Raden Suryaningrat dengan istrinya hidup tentram di
negara Banurungsit.
Sumber: pasulukan
loka gandasasmita
No comments:
Post a Comment