Babad Suryakanta
Naskah kuno suryakanta. Adalah sebuah kerajaan Tanjung
Karoban Bagendir
yang jauhnya dari kerajaan Banurungsit tujuh bulan
perjalanan. Raja Tanjung Karoban Bagendir bernama Dengali dengan patihnya
Dungala yang kedua-duanya siluman. Raja Dengali mempunyai istri dua orang, Kala
Andayang dan Kala Jahar. Pada suatu hari Raja Dengali didatangi oleh Emban
Turga, Emban melaporkan bahwa kerajaan Nusantara baru saja dikalahkan oleh
Raden Suryaningrat dari kerajaan Erum. Emban Turka terpikat oleh ketampanan dan
kegagahan Raden Suryaningrat. Tatkala ia menyatakan cintanya ,serta merta
ditolak oleh Raden Suryaningrat, bahkan Emban Turga diusir.
Emban Turga mohon bantuan Raja Dengali agar memperoleh Raden
Suryanigrat untuk dijadikan suami. Raja Dengali menjanjikan akan membantu
menangkap Raden Suryaningrat. Ia menyuruh seorang raksasa untuk mencuri putra
mahkotanya bernama Suryakanta. Raden Suryakanta dapat diculik ketika sedang
bermain ditaman. Maka hebohlah kerajaan Erum dan Nusantara karena kehilangan
putra mahkota. Istri raja yang bernama Ningrumkusumah diusir karena dianggap
dialah yang menjadi sebab hilangnya Raden Suryakanta. Ningrumkusumah pergi
tanpa tujuan. Dalam perjalanannya ia sampai ke tempat pertapaan Pandita Syeh
Rukmin,yang memberitahu bahwa ia telah difitnah oleh seseorang yang bernama
Jamawati.
Untuk membalas dendam kepada yang memfitnah dan mendapatkan
kembali Raden Suryakanta yang diculik atas perintah Raja Dengali,
Ningrumkusumah harus berganti nama menjadi Jaya Komara Diningrat atau Jaya
Lalana Di Ningrat. menyamar seolah-olah menjadi laki-laki.
Ningrumkusumah alias Jaya Komara dapat membunuh Raja Dengali
dan Emban Turga. Tetapi untuk menemukan kembali Raden
Suryakanta,ia harus mengalami
bermacam-macam kesengsaraan dan peperangan. Dalam peperangan yang terjadi,
Ningrukusumah selalu menang. Di setiap negara yang dikalahkannya, raja dan
pemeluknya diharuskan memeluk agama Islam, diantaranya kerajaan Yunan, Turki,
Raja Bahrain,
Raja Gosman. Prabu Suryaningrat sepeninggalan Ningrumkusumah jatuh sakit. Ia
selalu teringat kepada istrinya dan menyesali kepergiannya. Ditambah lagi putra
kesayangannya Suryakanta belum ditemukan juga. Ia tidak menyangka bahwa
Ningrumkusumah telah difitnah oleh Jamawati, istrinya yang lain.
Lama-kelamaan Raja Suryaningrat mengetahui dari seorang
mentri bahwa Jamawati lah yang telah memfitnah Ningrumkusumah. Raden
Suryaningrat sangat marah kepada Jamawati dan terbukalah bahwa yang telah
mencuri Suryakanta adalah Raja Dengali atas permintaan Emban Turga.
Raden Suryaningrat menantang perang kepada Raja Dengali dari
Kerajaan Tanjung Karoban Bagendir. Berkat kegagahan Ningrumkusumah dan Ratna
Wulan (keduanya istri Raden Suryaningrat), Dengali dikalahkan dan Suryakanta
kembali.
Tempat naskah : Desa Cigagade
Asal naskah : pemberian
Ukuran naskah : 17 x 22 cm
Ruang tulisan : 14 x 19 cm
Keadaan naskah : relatif baik
Tebal naskah : 241 Halaman
Jumlah baris per halaman : 12 baris
Jumlah baris halaman awal dan akhir : 12 dan 11 baris
Huruf : Arab/Pegon
Ukuran huruf : sedang
Warna tinta : hitam
Bekas pena : tumpul
Pemakaian tanda baca : ada
Kejelasan tulisan : jelas
Bahan naskah : kertas tidak bergaris
Cap kertas : tidak ada
Warna kertas : kecoklatan
Keadaan kertas : tebal
Cara penulisan : timbal balik
Bentuk karangan : puisi
Sumber : http://garut.biz/?page_id=128
No comments:
Post a Comment