Wednesday, November 23, 2011

HANAFI KECIL


HANAFI  KECIL

Kisah ini sungguh sangat menarik buat kita baca dan bisa ambil hikmah dari cerita ini agar kita dapat memperkuat iman kita kepada Allah Swt.

Imam Hanafi kecil bergegas datang kepada gurunya Syekh Habban, ingin menyampaikan dan menanyakan tentang tabir mimpinya semalam. Dilihatnya sang guru sedang termenung yang agaknya sedang menghadapi masalah yang cukup besar dan berat.

Tanpa menoleh kearah si murid, sang guru bertanya: “Ada perlu apa kau, hai anakku?”. “Saya ingin menceritakan mimpi saya tadi malam, wahai sang guru”, ujar Hanafi kecil. Sang guru memandang tajam kearah si murid, seraya berkata: “Terangkan apa mimpimu itu”. Si muridpun menceritakan mimpinya: “Dalam mimpi, saya melihat seekor babi hendak menumbangkan pohon besar, sambil mengorek-ngorek, membongkar tanah dan akar pohon itu. Tiba-tiba datang seekor ular kecil lalu mematuk dan melilit babi besar tersebut, akhirnya babi itupun mati”, lalu Syekh Habban menjelaskan makna mimpi itu: “Hai anakku! Inilah yang sedang kurenungkan saat ini. Aku menerima surat dari Raja, memerintahkan aku segera datang ke kota, karena di kota sekarang ditimpa bencana besar dengan datangnya seorang DAHRY (Atheis) yang anti Tuhan. Si Dahry telah menantang Para Ulama untuk berdebat dan mengadu hujjah, tentang ada atau tidak adanya Tuhan. Si Dahry berpendirian bahwa Tuhan itu tidak ada. Menurut surat Raja tersebut beberapa Ulama sudah kalah dalam menghadapi perdebatan itu. Maka Raja meminta supaya aku bersedia menghadapi si Dahry untuk melakukan perdebatan. Sehubungan dengan mimpimu itu artinya ialah bahwa pohon besar adalah aku sendiri, babi yang hendak merobohkan pohon adalah si Dahry, sedangkan ular kecil itu adalah engkau sendiri, hai anakku. Sekarang engkau kuperintahkan dating ke kota menghadap Raja atas namaku untuk melakukan perdebatan dengan si Dahry. Allah menyertaimu Hai anakku.”

Leluhur - Makam Karuhun -Galuh - Sukapura


Tasik  :

  1. Embah Purbawisesa (Tjigorowong, Tasikmalaya)
  2. Embah Kalidjaga Tedjakalana (Tjigorowong, Tasikmalaya)
  3. Kanjeng Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan Tasikmalaya)
  4. Eyang Dalem Darpa Nangga Asta (Tasikmalaya)
  5. Eyang Dalem Yuda Negara (Pamijahan Tasikmalaya)
  6. Dalem Kusuma Dinata ,
  7. Dalem Nata Dikusumah ,
  8. Dalem Nata Negara ,
  9. Dalem Kusuma Diningrat ,
  10. Dalem Angga Naga ,
  11. Dalem Panji Nagara ,
  12. Dalem Sura Praja
  13. Aki Wibawa (Tjisepan, Tasikmalaya)
  14. Prabu Tjanar (Gunung Galunggung)
  15. Prabu Nagara Seah (Mesjid Agung Tasikmalaya)
  16. Eyang Parana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)
  17. Eyang Singa Watjana (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)
  18. Eyang Santon (Kulur Tjipatujah, tasikmalaya),
  19. Syeh Hotib Muwahid
  20. Eyang Entjim (Kulur Tjipatujah, Tasikmalaya)
  21. Embah Wali Abdullah (Tjibalong Tasikmalaya) .
  22. Dalem Sukapura ( Tasikmalaya )
  23. Mama Abu (Pamidjahan Tasikmalaya),
  24. Eyang Sajaparna ( Pamijahan )
  25. Prabu Sampak Wadja (Gunung Galunggung Tasikmalaya)
  26. Nyi Mas Layangsari (Gunung Galunggung)
  27. Embah Haji Puntjak (Gunung Galunggung)
  28. Ki Adjar Santjang Padjadjaran (Gunung Bentang, Galunggung)
  29. Prabu Langlang Buana (Padjagalan, Gunung Galunggung)
  30. Aki manggala (Gunung Bentang, Galunggung)
  31. Dalem Sastra Winata

Ciamis-banjar  :

  1. Eyang Tjakra Dewa (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis)
  2. Ibu Dewi Subang Karancang
  3. Ibu Ratu Galuh Sakti
  4. Aki Gede
  5. Eyang Puspa Ligar (Situ Lengkong, Panjalu Ciamis)
  6. Embah Giwangkara (Djayabaya Ciamis)
  7. Ratu Ayu Sangmenapa (Galuh)
  8. Dewi Tumetep (Gunung Pusaka Padang , Ciamis)
  9. Eyang Hariang Kuning (Situ Lengkong Pandjalu Ciamis)
  10. Eyang Anggakusumahdilaga (Gunung Pusaka Padang Ciamis)
  11. Sri Wulan (Batu Hiu, Pangandaran Ciamis)
  12. Eyang Adipati Wastukentjana (Situ Pandjalu Ciamis)
  13. Eyang Nila Kentjana (Situ Pandjalu, Ciamis)
  14. Eyang Hariangkentjana (Situ Pandjalu Ciamis)
  15. Eyang Boros Anom (Situ Lengkong, Pandjalu Ciamis)
  16. Maha Raja Cipta Permana
  17. Uyut demang (cikoneng Ciamis)
  18. Kiai Layang Sari (Rancaelat Kawali Ciamis)
  19. Eyang Rengganis (Pangandaran Ciamis)
  20. Eyang Dempul Wulung (Djaga Baya Ciamis)
  21. Eyang Dempul Walang (Djaga Baya Ciamis)
  22. Eyang Giwangkara (Djaga Baya Ciamis)
  23. Embah Sangkan Hurip (Ciamis)
  24. Ibu Siti Hadji Djubaedah (Gunung Tjupu Banjar Ciamis)

A-ir HU-JAN


A-ir HU-JAN

Hujan akhirnya turun juga ,berjatuhan dari langit membasuhi TaNah yang telah mengering,dedaunan pun kembali segar ,adem Nya udara disaat hujan turun ,telah menggantikan Su-Hu Udara yang panas .
Terlihat dari kejauhan anak-anak yang sedang bergembira  bermain dibawah guyuran air Hu-Jan ,tertawa riang dan bercanda memainkan Air Hujan .

Di suatu sudut Rumah yang sederhana terlihat keluarga sedang berkumpul,ada yang bercerita ,dan ada yang sedang bermain dengan Anak-anak mereka…
Diluar begitu dingin namun didalam begitu hangat ,kehangatan dan kebersamaan.

Satu lagi yang menarik perhatian , ada anak bayi (balita) yang sedang bermain dengan Ayahnya,dan sepertinya  Anak Bayi tersebut begitu senang saat memainkan air di tangannya ,ia mencoba meraih air hujan yang jatuh dari talang atap rumah,sang bayi memperhatikan jatuh nya air hujan tersebut ia terus mencoba untuk mengambil Air hujan tersebut dengan tangan nya terus dan terus diulang, namun tetap saja air hujan itu tidak bisa ditangkapnya,sesekali anak bayi itu tertawa ,namun sepertinya ia semakin penasaran,mungkin anak bayi tersebut mengira bahwa air hujan seperti Sebuah stik atau tali ,dan seperti benda padat yg dapat ia genggam ,,,lalu sang anak bayi tersebut memandang ayahnya ,mungkin itu sebuah isyarat bahwa ia meminta bantuan dan minta diajari oleh ayahnya,sang ayah kemudian membawa mangkuk plastik lalu ditaruh dibawah curahan air hujan ,dan setelah terisi ia berikan kepada anaknya,,,namun ternyata sang anak tidak ingin itu,sang anak langsung saja menepisnya, ternyata sang anak hanya ingin bisa untuk menangkap curahan air Hujan tersebut dengan Tangannya saja,,sang anak pun mengulangi nya ,mencoba untuk menangkap Curahan air hujan tersebut terus dan terus gagal,hanya basah kuyup yang ia dapatkan,lalu anak itu melihat ke atas,asal datangnya air hujan  lalu melihat ke bawah ketempat jatuhnya curahan air hujan tersebut,dan melihat genangan –genangan air Hujan ,sang anak pun tersenyum kepada ayahnya ,lalu akhirnya sang anak mengambil Mangkuk plastik pemberian ayahnya dan mengulangi apa yg telah ayahnya ajarkan kepadanya……..


.......thks all..salam saUDARA........